Selasa, 18 Januari 2011

akhlaq dan permasalahannya

PEMBAHASAN
AKHLAK DAN PERMASALAHANNYA
1.      Pengertian Akhlak
Dilihat  dari sudut bahasa (etimologi), perkataan akhlak (bahasa Arab) adalah bentuk jamak dari kata khulk. Khulk di dalam kamus Al-Munjid berarti budi pekerti, perangkai tingkah laku atau tabiat.[1] Di dalam Da’iratul Ma’arif  dikatakan
Secara terminologis ada beberapa defenisi tentang akhlaq yaitu diantaranya:
a)      Imam Al-Ghozali[2]
Akhlaq adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan perbuatan-perbuatan dengan gampang dan mudah ,tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.
b)      Ibrahim Anis
Akhlaq adalah sifat yang tertanam dalam jiwa ,yang dengannya lahirlah macam-macam perbuatan ,baik atau buruk tanpa membutuhkan pemikiran dan pertimbanga.
c)      Soergarda Poerbakawatja[3]
Akhlaq adalah budi pekerti ,watak,kesusilaan,,dan kelakuan baik yang merupakan akibat dari sikap jiwa yang benar terhadap khaliqnya dan terhadap sesama manusia.
Ketiga defenisi yang dikutip diatas sepakat menyatakan bahwa akhlaq adalah sifat yang tertanam dalam jiwa manusia,sehingga ia akan muncul secara spontan bilamana diperlukan,tanpamemerlkan pemikiran atau pertimbangan terlebih dahulu,serta tidak memerlukan dorongan dari luar
Disamping istlah akhlaq,juga dikenal istilah etika dan moral .ketiga istilah tersebut sama-sama menentukan nilai baik dan buruk sikap dan perbuatan manusia.perbedaannya terletak pada standar masing-masing.bagi akhlaq standarnya adalah Al-Qur’an dan sunnah.;bagi etika standarnya terletak pada pada pertimbanganakal pikiran;dan bagi moral standarnya adapt kebasaan yang umum berlaku dalam masyarakat.
Sekalipun dalam pengertian istilah datas dapat dibedakan namun dalam pembicaraan sehari-hari,bahkan dalam beberapa literature keislaman,penggunaannya sering tumpsng tindih.misalnya judul buku Ahmad Amin,Al-Akhlaq,diterjemahkan oleh Prof.Farid Ma’ruf dengan etika(ilmu akhlaq).dalm kamus Indonesia-inggris karya Jhon M .Echols dan Hasan Shadily,moral juga diartikn akhlaq.

2.      Perbedaan Antara Akhlak, Etika  & Moral
1.      Etika
Perkataan etika berasal dari bahasa yunani ethos yang berarti adat kebiasaan. Dalam pelajaran filasafat, etika merupakan bagian daripadanya. Di dalam ensiklopedia pendidikan diterangkan bahwa etika adalah filsafat tentang nilai, kesusilaan tentang baik dan buruk. Kecuali etika mempelajari nilai-nilai, ia juga merupakan pengetahuan tentang nilai-nilai itu sendiri.[4] Di dalam kamus istilah pendidikan dan umum dikatakan bahwa etika adalah bagian dari filsafat yang mengajarkan keluhuran budi (baik dan buruk).[5]
Dilihat dari sudut terminologi salah satu pengertian etika, di dalam New Masters Pictorial Encyclopedia dikatakan: Ethics is the science of moral philosophy concerned not with fact, but with values; not with the character of, but the ideal of human conduct.[6] (Etika ialah ilmu tentang filsafat moral, tidak mengenai fakta, tetapi tentang nilai-nilai, tidak mengenai sifat tindakan manusia,tetapi tentang idenya).
Pemakaian istilah etika sering disamakan dengan pengertian ilmu akhlak, namun jika diteliti secara seksama, maka sebenarnya antara keduanya mempunyai segi-segi perbedaan disamping juga ada persamaannya. Persamaanya antara lain terletak pada obyeknya, yaitu keduanya sama-sama membahas buruk-baik tingkah laku manusia. Sedang perbedaannya, etika menentukan buruk-baik perbuatan manusia dengan tolak ukur akal pikiran, ilmu akhlak menentukannya dengan tolak ukur ajaran agama (Al-Qur’an dan Al-Hadits).
2.      Moral
Perkataan moral berasal dari bahasa latin mores yaitu jamak dari mos yang berarti adapt kebiasaan. Di dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia dikatakan bahwa moral adalah baik buruk perbuatan dan kelakuan.[7]
Di dalam Dictionary of Education dijelaskan bahwa moral ialah a term used to delimit those characters, traits, intentions, judgments or acts which can appropriately be designated as right, wrong, good, bad.[8] (Suatu istilah yang digunakan untuk menentukan batas-batas dari sifat, perangai, kehendak, pendapat atau perbuatan yang secara layak dapat dikatakan benar,salah,baik,buruk.
Jadi, Persamaan antara ilmu akhlak, etika dan moral, yaitu menentukan hukum/nilai perbuatan manusia dengan keputusan baik atau buruk. Perbedaannya terletak pada tolak ukurnya masing-masing, dimana ilmu akhlak dalam menilai perbuatan manusia dengan tolak ukur ajaran Al-Qur’an dan Sunnah, etika dengan pertimbangan akal pikiran dan moral dengan adat kebiasaan yang umum berlaku di masayrakat.
Perbedaan lain antara etika dan moral, yakni etika leih banyak bersifat teoritis sedang moral lebih banyak bersifat praktis. Etika memandang tingkah laku manusia secara universal (umum), sedang moral secara local. Moral menyatakan ukuran, etika menjelaskan ukuran itu.

3.      Obyek Ilmu Akhlak
Dari pengertian ilmu akhlak yang telah dikemukakan di atas dapat diketahui bahwa pokok pembahasannya adalah tingkah laku manusia untuk menetapkan nilainya, baik atau buruk. Dalam hubungan ini Dr.Ahmad Amin mengatakan bahwa “etika itu menyelidiki segala perbuatan manusia kemudian menetapkan hukum baik atau buruk”.[9] J.H.Muirhead menyebutkan bahwa pokok pembahasan (subject matter) etika adalah penyelidikan tentang tingkah laku dan sifat manusia.[10] Muhd. Al Gazali mengatakan bahwa daerah pembahasan Ilmu Akhlak meliputi seluruh aspek kehidupan manusia, baik sebagai individu (perseorangan maupun kelompok (masyarakat).[11]
Dengan melihat lahirnya perbuatan manusia dapat diketahui perbuatan manusia itu bisa dikategorikan menjadi dua:
1.      perbuatan yang lahir dengan kehendak dan sengaja
2.      perbuatan yang lahir tanpa kehendak dan tak sengaja.

Jenis perbuatan  pertama termasuk perbuatan akhlaki (menjadi obyek Ilmu Akhlak).[12] seperti orang yang membangun sebuah sekolah atau orang yang mencuri sesuatu. Perbuatan ini dapat dinilai baik atau buruk, karena ia lahir dengan kehendak dan disengaja oleh si pelaku. Jenis perbuatan kedua tidak menjadi lapangan ilmu akhlak. Seperti memicingkan mata dengan tiba-tiba waktu berpindah dari gelap ke cahaya. Perbuatan ini tidak dapat diberi nilai baik atau buruk, karena ia merupakan gerak reflek yang lahir tanpa kehendak dan tak disengaja.
Dalam menetapkan suatu perbuatan bahwa ia lahir dengan kehendak dan disengaja sehingga dapat dinilai baik atau buruk ada beberapa syarat yang perlu diperhatikan :
1.      Situasi memungkinkan adanya pilihan (bukan karena paksaan), adanya kemauan bebas, sehingga tindakan dilakukan dengan sengaja.
2.      Tahu apa yang dilakukan, yakni mengenai nilai baik-buruknya.

Suatu perbuatan dapat dikatakan baik tau buruk manakala memenuhi syarat-syarat diatas. Kesengajaan merupakan dasar penilaian terhadap tindakan seseorang. Oleh karena itu, sebagai contoh, seorang prajurit yang membunuh musuh di medan perang tidak dikatakan melakukan kejahatan, karena ia dipaksa oleh situasi perang. Seorang anak kecil yang main api di dalam rumah sehingga berakibat rumah itu terbakar, tidak dapat dikatakan bersalah, karena ia tidak tahu akibat dalam islam faktor kesengajaan merupakan penentu dalam penetapan nilai tingkah laku/tindakan seseorang.
Dengan melihat keterangan di atas bahwa obyek Ilmu Akhlak ialah segala perbuatan manusia yang timbul dari orang yang melaksanakan dengan sadar dan disengaja dan ia mengetahui waktu melakukannya akan akibat dari apa yang dia perbuat. Demikian pula perbuatan yang tidak dengan kehendak tetapi dapat diikhtiarkan penjagaannya pada waktu sadar.

4 .Ruang lingkup Akhlaq
Muhammad ‘Abdullah Draz dalam bkunya Dustur Al-Akhlaq fi Al-i-islam mimbagi ruang lingkup akhlaq menjadi lima bagian yaitu:
  1. akhlaq Pribadi (al-akhlaq al-fardiyah.)terdiri dari
a.       yang diperintahkan(al-awamir)[13]
b.      yang dilarang(an-nawahi)
c.       yang dibolehkan(al-mubahad)
d.      akhlaq dalam keadaan darurat(al-mukhallafah bi al-idhthirar)

  1. Akhlaq Berkeluarga(al-akhlaq al-usariyah)terdiri dari:[14]
a.       kewajiban timbal balik antara orang tua dan anak(wajibat nahwaal-ushul wa al-furu’)
b.      kewajiban suami istri(wajibat baina al-azwaj)
c.       kewajiban terhadap karib kerabat( wajibat nahwaal-aqarib)
  1. Akhlaq Bermasyarakat(al-akhlaq al-ijtima’iyyah).terdiri dari
a.      yang dilarang(al-mahzhurat)
b.      yang diperintahkan(al-awamir)
c.       kaedah-kaedah adab(qawa’idal-adab)
  1. Akhlaq Bernegara(akhlaq ad-daulah) terdiri dari:
a.       hubungan antara pemimpin dan rakyat(al-alaqah baina ar-rais wa as-sya’b)
b.      hubungan luar negri(al-alaqat al-kharijiyyah)
  1. Akhlaq beragama(al-akhlaq ad-diniyyah). Yaitu kewajiban terhadap Allah SWT
Dari sistematika diatas bahwa rang lingkup akhlaq itu sangat luas ,mencakup seluruh kehidupan,baik secara vertical dengan Allah SWT maupun secara horizontal sesame makhluk-Nya.[15]
Berangkat dari sistematika diatas dengan sedikit modifikasi penulis membagi pembahasan akhlaq dalam enam bagian yaitu.:
1.      Akhlaq terhadap Allah SWT
2.      Akhlaq Terhadap Rosulullah saw
3.      Akhlaq pribadi
4.      akhlaq Dalam keluarga
5.      Akhlaq Bermasyarakat
6.      Akhlaq Bernegara

5 .Tujuan Pembinaan Akhlaq dalam Islam
Melihat dari semua tjuan ibadah adalah pembinaan takwa.bertakwa mengandung arti menjauhi segala larangan dan menjalankan perintah agama.dalam hal ini berarti diwajibkan melakukn perbuatan yang baik(akhlakul karimah).
Didalam pendekatan diri kepada Allah SWT,manusia selalu diingatkan dengan hal-hal yang bersih dan suci.jiwa yang suci membawa budi pekerti yang baik dan luhur.oleh karena itu ibadah juga merupakan latihan sikap dan meluruskan akhlaq.
Shalat erat hubunganya denganlatihan akhlaqul karimah,seperti yang difirmankan
Allah dalam surat Al-Ankabut Ayat 45.yang berbunyi:



Artinya; dan dirikanlah shalat.sesungguhnya sholat itu mencegah perbuatan keji dan munkar.dan sesunguhnya mengiat Allah (shalat)adalah  lebih besar(keutamaannya dari ibadah-ibadah yang lain).dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.
[16]Ibadah puasa erat hubungannya dengan latihan akhlaq yang baik untuk membentuk keperibadian seseorang.sebagai mana firman Allah SWT dalam  QS.surat Al-baqarah Ayat.183. yang berbunyi:




Artinya ;hai orang-orang yang beriman diwajibkan atas kamu berpuasa,sebagai mana telah diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu,supaya kamu bertaqwa .
Dengan berpuasa dapat menjadi manusia taqwa,yaitu menjauhi perbuatan jahat dan mengerjakan perbuatan baik,puasa tidak hanya menahan lapar dan haus tetapi juga menahan diri perbuatan yang tidak baik.
Zakat dapat mensucikan diri bagi sipemberi zakat .zakat disebut juga sedekah. Sedekah dapat berupa ucapan yang mengajak kebaikan, memberi senyum kepada sesama manusia, menjauhi diri dari perbuatan keji, menuntun orang yang lemah penglihatannya ketempat yang dituju, semua perbuatan tersebut disebut akhlaq yang yang baik.
Demikian juga dengan ibadah Haji, sewaktu orang melaksanakan ibadah haji, tidak boleh bertengkar, tidak boleh berbuat jahat, daalm pergaulannya tidak boleh mengucapkan kata-kata yang kotor,Allah memberikan perumpamaan kata-kata yang buruk seperti yang disebut daalm surat Ibrahim ayat 26 yang berbunyi :



Artinya : perumpamaan kalimat yang buruk seperti pohon yang buruk, yang telah tercabut dengan akar-karnya dari permukaan bumi, tidak dapat tegak sedikit pun.(QS.Ibrahim ayat :26)
Didalam melaksanakan ibadah pada permulaannya didorong oleh rasa takut kepada siksa Allah yang akan diterima di akhirat  atas dosa-dosa yang telah dilakukan.tetapi dalam ibadah itu lambat laun rasa takut hilang dan rasa cinta kepada Allah timbul dalam hatinya.smakin banyak ia beribadah semkin suci hatinya, makin mulia akhlaqnya dan makin dekat ia kepada Allah, makin besar pula rasa cinta kepada-Nya.
KESIMPULAN

Akhlaq adalah sifat yang tertanam dalam jiwa manusia,sehingga ia akan muncul secara spontan bilamana diperlukan,tanpamemerlkan pemikiran atau pertimbangan terlebih dahulu,serta tidak memerlukan dorongan dari luar.
Etika ialah ilmu tentang filsafat moral, tidak mengenai fakta, tetapi tentang nilai-nilai, tidak mengenai sifat tindakan manusia,tetapi tentang idenya.
Moral ialah Suatu istilah yang digunakan untuk menentukan batas-batas dari sifat, perangai, kehendak, pendapat atau perbuatan yang secara layak dapat dikatakan benar,salah,baik,buruk.
Perbedaan antara ilmu akhlak, etika dan moral terletak pada tolak ukurnya masing-masing, dimana ilmu akhlak dalam menilai perbuatan manusia dengan tolak ukur ajaran Al-Qur’an dan Sunnah, etika dengan pertimbangan akal pikiran dan moral dengan adat kebiasaan yang umum berlaku di masayrakat.
Obyek Ilmu Akhlak ialah segala perbuatan manusia yang timbul dari orang yang melaksanakan dengan sadar dan disengaja dan ia mengetahui waktu melakukannya akan akibat dari apa yang dia perbuat. Demikian pula perbuatan yang tidak dengan kehendak tetapi dapat diikhtiarkan penjagaannya pada waktu sadar.






[1] Luis Ma’luf, Kamus Al-Munjid, al-maktabah al-katulukiyah,Beirut,t.t., hlm.194
[2] Salihun A.Nasir,Tinjauan Akhlaq,(Surabaya:Al-Ikhlas,1991)hlm.14.

[3] Husin Al-Habsy,Kamus Al-kausar,(Surabaya:Assegaf,tt)hlm.87.
[4] Soegarda Poerbakawatja, op cit., hlm.82.
[5] M. Sastrapradja, Kamus Istilah Pendidikan dan Umum, Usaha Nasional, Surabaya, 1981, hlm.144.
[6] Lewis Mulford Adams, New Masters Pictorial Encyclopedia, III, A subsidiary of Publisher Co. Inc., New York, 1965, hlm. 460.
[7] WJS Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indoneisa, PN. Balai Pustaka, Jakarta, 1982, hlm. 654.
[8] Carter V Good (ed), op cit., hlm.372.
[9] Ahmad Amin, op cit., hlm.15.
[10] Jame Hastings (ed), “The Scope of Ethics”, Encyclopedia of Religion and Ethics, vol.5, Charless Scribner’s Sons, NewYork, t.t., hlm.414.
[11] Muhd. Al Gazali, Khuluk al-Muslim, Darul Bayan, Kuwait, 1970, hlm.34.
[12] Mansur Ali Rajab, op cit., hlm.23.
[13] Barmawi Umury,materi akhlaq,(solo:Ramadhani,1993)hlm.196

[14] Hamzah Ya’qub,Etika islam(bndung:diponegoro,1992),hlm.12
6.Asmran As,pengantar studi akhlaq(Jakarta:rajawali pers,1992),hlm.9
[16] Harun Nasution dkk,Ensiklopedia Islam Indonesia (Jakarta:djambatan,1992),hlm.9.8

Tidak ada komentar:

Posting Komentar